APAKAH AKU BUKAN SEORANG NASIONALIS ?

8 12 2009

Melihat tayangan ulang Kick Andy pada minggu sore lalu, aku jadi teringat pertanyaan dari seorang sahabat yang memutuskan untuk bekerja dan mengamalkan ilmunya di negeri orang. Kurang lebih 2 tahun lalu salah seorang sahabatku bertanya kepadaku “Ndut… apa gw enggak Nasionalis kalau gw mutusin untuk menerima tawaran perusahaan asing dan menetap disana bersama keluarga gw?” saat itu gw hanya tersenyum dan mendukung semua keputusan dirinya. Walaupun banyak teman-temannya yang menganggap dia tidak Nasionalis, karena hanya mementingkan uang semata. Padahal aku tau siapa dia, karekter dia dan bukan itu yang dia kejar, walaupun bagiku itu adalah wajar. Dia mengambil pekerjaan itu bukan karena gaji ataupun penghasilan yang ditawarkan kecil, tapi lebih karena dia merasa tidak dihargai, ilmu dan pendapatan yang dia kemukakan sering kali mental dengan alasan yang tak jelas, karena inilah, itu lah dan lain sebagainya.

Ada satu hal lagi yang menarik, sewaktu aku mendengar cerita salah seorang teman yang berobat ke Singapore guna menyembuhkan penyakit anaknya. Dia mencari dokter yang katanya begitu handal, selidik punya selidik ternyata dokter tersebut seorang warga Negara Indonesia dan lulusan dari Fakultas Kedokteraan UI. Dan pasiennya ternyata juga kebanyakan dari Indonesia. Waktu ditanyak oleh temanku kenapa memilih untuk tinggal dan membuka praktek disini. Dia hanya tersenyum dan bilang Negara ini lebih menghargai hasil karyanya.

Mungkin masalah sahabatku dan cerita dari temanku itu merupakan satu dari sekian banyak kasus yang terjadi di negeri kita ini. Saat menonton cuplikan ulang itu ada yang membuatku begitu tersentak, Seorang Bintang pelajar, lulusan terbaik ITB dan International Best Graduate saat mengambil S2, menjadi seorang pengangguran saat kembali ke Tanah Airnya, Satu lagi yang membuat aku kagum seorang putra bangsa kita menjadi orang asia pertama yang memimpin perusahaan besar kelas dunia, padahal ide-idenya tidak diterima dinegerinya sendiri. Jadi, apakah mereka salah jika mereka memilih Negara lain yang menghargai hasil karya mereka. Apakah dengan begitu mereka dicap sebagai orang yang tidak nasionalis. Kalau memang seperti itu kriterianya sungguh picik sekali pikiran itu. Aku yakin sekali dihati mereka rasa Nasionalisme mereka begitu besar, dan aku yakin merekapun tidak berminat untuk pindah warga Negara, walaupun jika mereka mau mereka dengan mudah mendapatkannya.