KEMAKAH ENGKAU JIWA

15 12 2008

Raga tanpa jiwa, mungkin ini yang sekarang kualami. Entah kenapa raga ini berjalan sendiri tanpa jiwa yang dahulu menyertainya. Dulu kemanapun raga pergi jiwa selalu hadir bersamanya dan menemaninya dengan sabar dan penuh pengertian.

Lalu mengapa sekarang Raga pergi sendiri, ada apa dengan jiwa? Kemana jiwa pergi ? Sungguh bingung aku dibuatnya. Lelah Raga ini mencari jiwa yang hilang.  Waktu ku sudah semakin dekat, aku tak ingin menyakiti lagi dan ada yang tersakiti kembali. Aku tak ingin membuatnya menderita, dia telah begitu baik, begitu sabar, dan mencintaiku setulus hatinya. Apa namanya kalau bukan menyakiti ? Raga ku bersamanya, bersanding dengannya, tapi jiwaku kabur tak tau rimbanya.

MMm… Jiwaku, Kemanakah engkau? kau boleh marah dengan raga ini, kau boleh memprotes raga ini yang penuh dengan noda dan dosa, tapi tolong, jangan pernah kau menyakiti hatinya. Dia baik, dia tak pantas mendapatkan ini. Jangan karena kesalahan raga ini.. kau juga membenci dirinya.. Tolong jiwa ku buatlah dia bahagia…Hapuslah penderitaannya selama ini.

Bukankah dulu engkau juga ada saat ikrar itu terucap. Bukankah engkau juga dulu ikut andil, tapi kenapa sekarang kau melepaskan tanggung jawabmu, menyuruh raga ini yang yang menemani dan kau…. entah pergi kemana ?. Mana tanggung jawabmu jiwa ?…

Tuhan maafkan raga ini yang telah berlaku bodoh, yang terlena dengan semuanya tanpa pernah mempedulikan jiwa. Saat raga ini ber-aksi masuk dengan duniawi, raga tak peduli akan jeritan jiwa, raga tak mendengar protes-protes jiwa. Raga tak mengindahkan nasihat dan masukan jiwa. Hingga akhirnya jiwa kabur meninggalkan raga.

Tuhan tolonglah raga ini untuk menemukan jiwa, dengan cahayaMu tuntulah raga ini ketempat jiwa berada, luluhkan hati jiwa agar ia mau memaafkan raga dan kembali kepada raga… Waktu ku sudah semakin dekat, tanpa jiwa, raga ini tak mungkin bisa melakukan sendiri. Karena yang dia butuhkan bukan raga saja, tapi jiwapun dia butuhkan. Dia butuh satu kesatuan yang utuh…

Jiwa… kembalilah keragamu, raga janji akan mendengarkan apa yang jiwa katakan, raga akan berusaha memenuhi apa yang jiwa inginkan. Dan raga tak akan mengulangi kesalahan yang sama. Jiwa… mana janjimu yang akan selalu menemani raga, tak kasihan kau melihat raga ini resah, gelisah, tak tentu arah. Please jiwa, cepat lah kembali keragamu ini sebelum semuanya terlambat dan menjadi semakin tak terkendali….

catatan kecil bandara


Aksi

Information

2 responses

15 12 2008
erander

Bin .. saya pernah menulis serial tentang jiwa disini. Mudah²an dari rangkaian postingan tersebut ada yang selaras. Btw .. emang sedang di bandara mana nih?

O iya nanti saya liat deh mas…
saya lagi di semarang mas….

25 12 2008
Nug

Keseimbangan jiwa dan raga memang selalu diperlukan untuk menjadikan kita “Manusia” seutuhnya. Kita bukan hanya membutuhkan kehadiran sang jiwa sahabat..
Kita membutuhkan kehadiran jiwa yang baterainya terisi penuh, memompakan semangat, memberi senyum dan membawa raga kita kearah yang positif… Jika jiwa itu sakit dan memang perlu penyembuhan, mungkin ada baiknya tak usah kau pangil2 dia untuk kembali ke ragamu. Bisa jadi akan lebih baik jika dia diopname sebentar dirumah sakit sembuhkan penyakitnya, dari pada merusak ragamu dengan efek negatifnya itu.. 🙂

“Jika jiwa itu sakit dan memang perlu penyembuhan, mungkin ada baiknya tak usah kau pangil2 dia untuk kembali ke ragamu. Bisa jadi akan lebih baik jika dia diopname sebentar dirumah sakit sembuhkan penyakitnya”
waduh… bisa gila donk… he…he..he berarti masuk rumah sakit jiwa 😦

Tinggalkan komentar