KETIKA TERJEREBAB DALAM NODA HITAM

8 01 2009

Dalam perjalananku kemarin aku menemukan banyak sekali hal yang mengusik hati, salah satunya adalah celotehan, maaf seorang pelacur. Dia bercerita tentang dirinya yang ingin sekali menuju kekehidupan normalnya. Dia ingin sekali kembali kejalan yang diridhoi-Nya. Lagi-lagi alasan klise yang membuat dirinya tertahan untuk melakukan niatnya itu. Yups masyarakat dilingkungan tempatnya tinggal sudah mengecap dirinya hitam. Bagi mereka hitam tetap akan selamanya hitam, hitam tak mungkin akan menjadi putih. Huh… geram hati ini mendengar celotehan mereka. Dalam hati aku menggerutu sendiri “Memang siapa mereka, Tuhan kah ?, Aku rasa mereka tak lebih baik dari perempuan ini”

Ternyata itu belum seberapa, ada satu hal yang membuatnya begitu sakit, saat salah satu orang yang dia cintai menderita penyakit kelamin, dengan entengnya dan tanpa rasa bersalah lelaki itu menuduh dirinya yang menularkan. Padahal jelas-jelas hasil pemeriksaannya menyatakan bahwa perempuan itu bersih dari penyakit tersebut. Sekali lagi ia berujar padaku. “Ah memang sudah nasibku ya mas… seorang pelacur tetaplah seorang pelacur, kebaikan apapun yang aku lakukan pasti tak akan pernah telihat, tapi keberukan masa laluku yang ingin ku kubur masih tetap saja terlihat jelas dimata mereka”.

Jadi teringat cerita temanku, dulu ia terjebak dalam asmara terlarang, ia menjalin hubungan dengan seseorang yang sudah berkeluarga. Hingga ia lupa diri dan hubungan itu semakin jauh. Akhirnya ia ditinggalkan begitu saja oleh orang tersebut. Alasan dari orang tersebut membuat hatinya terluka dan menanggung rasa bersalah. Hingga ia berniat mencari jawaban atas semuanya. Sampai pada akhirnya ia bertanya kepada salah seorang teman dari orang tersebut, dan darinya ia mendapatkan sebuah jawaban yang memilukan. “Sudah lah lupakanlah dia, dia hanya khilap, dia itu orang terhormat”.

Oh OMG… sebegitu enakah orang-orang yang katanya terhormat. Mereka hanya bilang khilaf dan semua urusan selesai. Nama mereka tetap baik dan tetap orang-orang seperti temanku dan perempuan itu yang dipersalahkan. Maaf bukan aku ingin membela temanku dan perempuan itu. Tapi menurutku bukankah kesalahan ada pada kedua belah pihak. Jadi tidak adil donk kalau hanya orang-orang seperti temanku dan perempuan itu yang menjadi kambing hitam.

Salah satu temanku pernah berkata: “Sekali kita tercebur dalam comberan, bau busuk yang melekat akan susah hilang, meski kita menghabiskan sebotol minyak wangi”. Ah sepertinya itu hanya untuk orang-orang kelas bawah, tak termasuk pada orang-orang yang terhormat, terpandang, dan mempunyai kedudukan, jabatan dan harta. Sorri kalau hal ini terkesan pesimistik, tapi inilah kenyataan yang kutangkap dari dua kasus diatas.

Lama aku termenung untuk menemukan jawaban yang dilontarkan mereka padaku. “Ndut Apakah benar hitam akan selamanya hitam, tak bisakah ia berubah putih?”


Aksi

Information

19 responses

8 01 2009
kenuzi50

Gak pernah, bisa PERTAMAXX di bolg mas Nug, tapi bisa di blog Mas Abi. Sama aja yah mas..??? Semoga hari ini lebih baik dari kemarin… Amin.

ha..ha…ha kalau diblog saya mah beda….
Amin makasih ya… udah berkunjung…

8 01 2009
uki21

Assalamu’alaikum..
aku saat ini sedang meneliti kenapa banyak sekali tindakan yang menyimpang di masyarakat kita, sampai detik ini saya menyimpulkan ini semua adalah prodak masyarakat itu sendiri yang menganggap mereka adalah kalangan kaum suci, yah karna rasa congkak dan sombong..

Itulah sifat manusia.. semoga kita dijauhi dari sifat itu semua…

8 01 2009
kweklina

saat kita jatuh…dari 10 orang… 5 orang ingin kita bangkit…berusaha menarik kita, memberi kita suport, memberi kita smenagat untuk bangkit dan bangun …tapi jangan lupa ada 5 orang yang justru malah mau menenggelamkan kita makin dalam.

tak ada yang bisa merubah kecuali diri kita sendiri…kalau kita tidak keluar…anggapan orang tentang kita tak akan berubah…keluarlah dari lumpur itu…bersama waktu dan tindakan yang kita lakukan…warna itu akan berubah…setidaknya untuk kita sendiri. jangan karena omongan negative,,,malah membuatmu makin tercebur!

setiap lembar kehidupan yang pernah kita tulis dan warnai tak mungkin kita hapus…tapi kita bisa mengambar dan menulis yang lebih baik untuk merubah image orang tentang kita.

setiap pernah melakuakn kesalahan…asal belajar dari kesalah itu dan merubah serta tak mengulangi kesalahn itu untuk kedua kali.

manusia selalu menilai dari sisi yang terlihat…aku yakin, yang baik dan benar suatu saat akan timbul kepermukaan.

seandainya…manusia tak mau memaafkan kesalahanmu…tapi aku yakin Tuhan mau menerimamu asal kamu benar-benar bertobat.

*komen serius mode on 😆 *

kata-kata yang atas membuat sy terenyuh… tapi secara garis besar sy setuju dengan mbak lin..
Terkadang mereka membutuh teman yang bisa memotivasi mereka, karena hal ini seperti narkoba

8 01 2009
omiyan

ada kalanya iman kita dibawah dan diatas…hanya Allah yang akan memberikan penilaian apakah kita masih bernoda hitam atau telah putih

Yups setuju mas…
tapi terkadang sikap skeptis dari orang lain membuat niat baik berubah…

8 01 2009
erander

Saya ingat pepatah yang mengatakan .. tangan mencincang, bahu memikul. Apapun keputusan kita, sedapat mungkin jangan menyalahkan orang lain.

Ketika kita mencintai orang yang sudah berkeluarga, apakah merasa tidak bersalah dengan merusak rumah tangga orang lain. Dan ketika ditinggal pergi, koq malah merasa ga rela dan merasa dikorbankan.

Ketika kita memutuskan sesuatu menempuh jalan ‘sesat’ untuk mencari sesuap nasi dan kemudian ingin bertobat kembali ke jalan yang benar, apakah orang lain ikut campur pada saat kita memutuskan ke jalan sesat tersebut?

Rasa²nya .. ketika sebuah keputusan kita ambil, maka risiko harus kita tanggung sendiri. Siapa yang menanam, maka dia akan menuai. Hukum alam, kisas, karma .. boleh jadi berlaku. Bukan karena Tuhan murka. Bukan karena orang lain tidak mau mengerti diri kita. Tapi kitalah yang tidak mengerti diri kita.

Saya ikut prihatin dengan kondisi seperti postingan diatas.

Memang sih setiap keputusan itu ada resikonya… Tapi bukankah kesalahan ada dipihak berdua..

8 01 2009
ernalilis

Memang sulit Abi.. bagi orang-orang seperti itu untuk membuat orang menghargai dan melihat siapa dia sekarang..
Menurut aku sih kenapa juga harus peduli sama penilaian orang. Yang dibutuhkan hanyalah keyakinan bahwa orang tersebut sudah berubah menjadi lebih baik dimata Tuhan..

Bener sih mbak, tapi terkadang orang-orang seperti mereka juga membutuhkan seseorang yang dapat memotivasi mereka, dengan begitu mereka bisa lebih kuat untuk tidak terjebak lagi…

9 01 2009
Samsul Arifin

Kalau kita benar-benar ingin keluar dari “Lorong Hitam” yang telah membuat kita sulit untuk keluar, pasti ada cara. Tunjukkan pada dunia bahwa kita benar-benar ingin berubah dan sudah berubah.
Tunjukkan pada dunia perubahan diri kita tersebut dengan amal perbuatan, tidak sebatas kata-kata belaka.
Semua orang pun bisa berkata, “Aku sudah berubah!”.
Hanya dengan tindakan dan amal perbuatan yang baik, kita akan benar-benar bisa dianggap mengalami perubahan ke arah yang lebih baik.

[mohon maaf kalau berlebihan]

Enggak kok.. mas samsul bener banget.. saya setuju..
hendaknya kita memberi semangat kepada mereka dan lebih mengingatkan..

9 01 2009
Farrel

Jaman sekarang, segala cara dihalalkan untuk bertahan dari kepanaan dunia ini. huhhh….
*hanya bisa mengeluh*

Bener sih.. cuman intinya apa orang yang sudah jatuh itu derajat lebih rendah…

9 01 2009
Dede Dim-Dim ^_^

Klo menurut dede sech setiap orang engga ada yang hitam atau putih karena mahluk yang putih itu adalah Malaikat dan yang hitam itu Setan/Iblis klo mau digambarkan warna manusia itu adalah Abu2 karena memang manusia itu tempatnya hilaf dan dosa jadi alangkah bijaksananya kita tidak men-judge manusia lain karena hilaf dan dosa yang pernah ia lakukan.

wah kalau 60 % orang didunia seperti kamu de.. asik kali ya.. alangkah indah dunia ini..

9 01 2009
jiwakelana

Biasanya org memang gampang melihat keburukan org lain, padahal dirinya belum tentu benar.

Yups… sudah seharusnyalah kita intropeksi diri masing-masing

10 01 2009
fairuzdarin

Untuk mengubah imej yang sudah terlanjur melekat, memang cukup sulit. Butuh perjuangan dan pembuktian. Dan juga butuh waktu. Bisa lama bisa tidak. Semoga mereka selalu diberikan kesabaran dan keikhlasan dalam menghadapi itu semua.

Amin… sehingga mereka tetap pada niatnya untuk kembali…

10 01 2009
masicang

penilaiannya normatif dan relatif mas. apakah akan diserahkan kepada penilaian makhluk apa Ilahi.

sandaran paling tepat ya kepada Ilahi tentunya. celupan warna Ilahi yang paling smepurna.

Yups setuju… tapi setidaknya kita mesti dukung niat baik mereka..
makasih atas kunjungannya

11 01 2009
Ria

Tanpa bisa berkomentar banyak….

hitam bisa menjadi putih jika presentase putihnya lebih banyak…kalau aku sedang melukis apabila aku punya titik hitam 1 % dan itu aku gabung dengan 99% putih…maka yang terlihat adalah putih…

Bertobat dan beramal sebesar2nya mungkin akan menjadi 99% putihnya sehingga hitam yang ada tinggal 1 %

masukan yang bagus mbak.. thanks…

11 01 2009
kenuzi50

Bi, mampir aja….

boleh sih, tapi sendal saya jangan diambil… 😀
*Lari ah*

11 01 2009
boyin

dibutuhkan keputusan untuk keluar dari noda hitam..gak pake alasan..Tuhan pasti memberkati…

Yups bener pak… tanpa alasan dan kompromi ya

11 01 2009
hanif

Keistiqomahan berbuat baik dan memperbaiki diri akan menghilangkan hitam itu. Percaya deh. Allah melihat apa yang ada dalam hatimu. Tahu cerita pelacur yang masuk surga karena memberi minum anjing yang kehausan? Atau lelaki yang membunuh 100 orang masih bisa masuk surga. Asal kita mau bertobat. Allah maha pengampun. Ampunan Allah sangat luas

Yups setuju dan saya tak meragukan hal itu…

12 01 2009
ernalilis

Bi.. Sudah gak sempat termenung yha?
mana tulisannya lagi

Ia nih lagi konsentrasi jualan mbak.. 😀

13 01 2009
Hilal Achmad

jangan takut berhenti !!!

jangan takut berhenti

15 01 2009
Nug

Pagi ini matahari muncul.. seneng juga..
Buru2 menyelesaikan cucian biar jemurannya bisa kering, ada matahari..

Akh.. aku coba masukkan aja satu kota detergen + Sebotol pemutih dalam baskom rendaman cucian ini biar sekalian semua ‘noda-noda hitam’ bisa bersih lagi jadi putih lagi..

Tapi pas kuangkat (setelah diremdam beberapa saat), kenapa semua warna merah, hijau, kuning, biru dan berbagai warna lain (selain hitam), juga jadi ikutan luntur dan memutih yaa.. Ginama nih Bi… tolongin donk… 😀

Kalau iytu mah gampang mas… tinggal di wantek aja pake warna yang diinginkan… nanti warnanya pasti balik 😀

Tinggalkan komentar