Pagi ini hujan lumayan lebat mengguyur Jakarta, ya biasalah namanya juga Jakarta kalau hujan pasti identik dengan banjir. Untunglah rumahku tidak terletak dikawasan banjir, tapi tetap saja merepotkan, karena aku harus mengambil jalan memutar untuk menghindarinya. Apalagi hari ini, aku harus menempuh waktu yang cukup lama untuk menuju kekantor. Tiba-tiba lagu afgan mengalun dihp ku, kulihat ada sms masuk. “Mas.. hari ini kantor ditutup, karena banjir”. OMG.. kenapa enggak dari tadi smsnya, pikir ku. Akhirnya dengan terpaksa aku putar haluan untuk kembali ke rumah.
Saat memasuki kawasan manggarai, aku teringat akan rumah singgah yang sudah lama tidak aku kunjungi, tiba-tiba saja aku kangen dengan para penghuninya. Tanpa pikir panjang aku larikan kendaraan kearah sana, dari pada aku sendirian dirumah, tak ada pula yang bisa kukerjakan, pikir ku saat itu. Tak berapa lama aku pun sampai ditempat tersebut. Sesaat aku terkagum dibuatnya, keadaannya kini sungguh berubah, begitu rapi dan terawat, bener-bener aku tidak menyangka, ternyata mereka merawatnya dengan baik.
Aku parkirkan kendaraan ku di halaman rumah singgah tersebut. Kemudian aku masuk kedalam rumah itu. Ah.. alangkah senangnya aku, ternyata didalamnya begitu rapi dan menyenangkan. Mereka begitu senang melihat kedatangan ku. Pandanganku menyapu setiap sudut ruang tamu rumah mungil ini. Sesaat mataku menangkap gadis kecil menyendiri di salah satu sudut ruangan. Raut mukannya terlihat muram dan tampak begitu menyedihkan. Ku hampiri dirinya hanya sekedar ingin menanyakan mengapa ia begitu murung.
“Pagi Rin.. kok sendirian aja sih, Tidak main sama teman-temanmu ?” Tanya ku. “Pagi om endut.. enggak om, o iya om udah dari tadi datangnya, kok Rini enggak dengar sih.” Jawab nya, sedikit terkejut. “Om endut baru datang kok, ya.. terang aja kamu enggak tau, dari tadi om lihat kamu melamun aja. Sini dekat om, om bawa makanan kesukaan mu nih, tadi om mampir ke toko kue sebelum kesini.” Ajaku sambil mengeluarkan plastik kue dari tas ku. Dengan berjalan terburu-buru ia mendatangiku sambil berkata “Om.. Rini kangen sama om, om Teguh, Tante melan, Om boby, om Rony, Tante tika, dan Om Wawan, Kenapa sih kok sekarang pada jarang datang kemari ? sudah lupa sama Rini ya.. ?”, Sejenak akupun tertegun, ah ternyata memang aku dan teman-teman sudah cukup lama tak berkunjung kemari. “Tidak lah sayang, om tak melupakan kalian semua, maaf kan om dan teman-teman om ya. Memang belakangan ini kami agak sibuk dengan urusan kami masing-masing, tapi om janji kok mulai besok, om akan luangkan waktu untuk kalian. Jadi ini yang membuat kamu terlihat sedih?” tanyaku. “Ini hanya salah satunya om. Sebenarnya, setiap kali hujan Rini ingat sama Ayah dan Ibu, Rini kangen sama beliau berdua om.” Jawabnya lirih sambil tangannya memelukku begitu erat, seakan tak ingin melepaskanku. “Sudah lah sayang beliau berdua sudah tenang di alam sana.” Ujarku berusaha untuk menghiburnya.
Anganku pun melayang ke 3 tahun silam saat kami berlima (Aku, Boby, Tika, Koh Wawan, Ci Melan) menemukanya sedang menangis di perempatan lampu merah arah pemuda dibawah jalan layang. Seorang gadis kecil berumur 6 tahun menangisi kepergian kedua orang tuanya karena korban tabrak lari. Begitu menyedihkan sekali kondisinnya saat itu. Dan disinilah awal kami mengenal dirinya, gadis manis yang bernasib malang.
“Om.. Kira-kira Rini bisa enggak ya jadi dokter seperti om Teguh?” Tanya Rini membuyarkan lamunanku. “Oh.. kamu ingin jadi dokter toh Rin, bagus itu, kalau kamu rajin belajar dan berdoa pasti bisa kok.” Jawabku antusias, untuk memberikan semangat padanya. “Iya om, Rini ingin sekali. Rini ingin sekali seperti om Teguh, yang bisa menolong banyak orang. Terutama teman-teman penghuni rumah ini. Agar mereka tidak mengalami nasib seperti Rini.” Ucapnya, lagi-lagi memelukku erat. Ya Allah ternyata kejadian 3 tahun lalu begitu membekas dihatinya.
Terimakasih ya Allah, kau masih memberikanku kehidupan yang lebih baik dibandingkan anak ini. Mungkin aku takkan sekuat anak ini, dimana ia harus kehilangan kedua orang tuanya saat umurnya belum genap 6 tahun. Mungkin aku takkan setegar anak ini saat ia merindukan kasih sayang kedua orang tuanya yang hilang. Dan mungkin aku takkan setabah anak ini, ketika aku harus berada dijalanan berjuang menghadapi kerasnya dunia Atau mungkin juga aku takkan sesabar anak ini saat harus menerima hinaan, cacian, dan cibiran demi sesuap nasi dan kelangsungan hidupnya.
NB : Tulisan ini ku dedikasikan buat sahabtku mas teguh. Smoga mas membacanya, agar mas tahu bahwa ada bidadari kecil yang begitu sayang dan mengagumi mas, dan butuh bimbingan dari mas untuk meraih cita-citanya. Jadi jangan menyerah dengan penyakit mu mas dan jangan pernah merasa sendiri dan tak berarti (Seandainya kalian berada diposisiku). Dan buat kalian semua yang mengalami hal yang serupa tapi tak sama, yakin lah bahwa Tuhan itu maha penyayang. So don’t give-up.
ehmmm.. jadi Pertamanya ya? Its so sweet Abi..
Semoga Rininya dapat mencapai apa yang dia inginkan dan Juga Mas Teguh… Never givu up Mas..!
BTW kok bawanya kue sih.. kok gak siomay..?
Bi, ini abi yg sebenarnya. Salut. Alamatnya di mana bi, siapa tahu suatu saat bisa ke sana… Salam buat adik2ku di rumah singgah, doa kami selalu…
Ini nerusin gosip mbak erna. Undangannya tak tunggu.,jiakakakkkkk…
kasian ya si Rini. semoga dia bisa menjadi apa yg diimpikannya selama ini
selalu ada cerita dalam setiap peristiwa.
dan gadis kecil itu, dengan kisah getirnya, serta mimpi-mimpinya,
adalah sebait cerita pada segmen ruang perih di negeri ini.
semoga ruang gelap di hatinya beranjak cerah
Hallo ndut…
Ah tulisan loe kali bikin gw kangen sama rumah itu..
sayang kemarin pas gw ke Jakarta enggak mampir kesana.. Gimana keadaan anak-anak ndut, trus siteguh masih suka kesana kan?
abi…ternyata romantis ya kekekekekeke
berbagi…itu adalah satu kata yang buatku sangat penting, sedikit tetapi bisa menyentuh dan merangkul banyak orang lain di sekeliling kita…and you know bi…you did it ^_^
Kalau aku ke jakarta, kenalin dunk sama anak2 di rumah singgah itu 😉
salam kenal,, maen yuk ke rumah fandy,,, rombongan jg bisa loh,, 🙂
Semoga impian Rini terwujud…
sebuah inspirasi buat kita juga
bi, mampir kerumahku yang baru dong….(sekalian bawain somay..:D)
Semoga Rini bisa berkarya seperti Oom Teguh-nya dan justru menjadi penyemangat untuk beliau. Amin.
semoga rini bisa mencapai cita-cita nya amin
Salam kenal…
Bikin sku termehek-mehek….hikz..
Aku terharu membacannya. Ternyata aku masih menjadi orang yang lebih beruntung. Dukung terus Mas cita-cita Rini.
nice n cool kang…
-so salam kenal kang-
Abi,
titip sampein buat Rini ya :
tetap pegang cita-citanya,
buat itu sebagai mimpi yang dia yakini akan tercapai,
jangan sampai goyah,
tetap semangat,
yakin pasti selalu akan ada jalan
nanti cita-citanya pasti akan tercapai !!
🙂
abi, lagi ngapain yah….. postingan barunya mana, bi…???
wah .. saya jadi inget rumah anak jalanan yang dulu pernah saya asuh juga .. it’s about 7 years back .. di tanah abang … ehhh .. jadi inget
Semoga ALLAH senantiasa memberikan rahmat-Nya kepada malaikat kecil yang bernama RINI itu ya mas ^-^ sehingga apa yang menjadi cita2 bisa terwujud dan ia bisa menjadi mentari yang bersinar menerangi setiap orang yang membutuhkannya kelak,
Aaammmiinnn….
*menunduk & berdoa*
Assalamu’alaykum..,
Semoga tak ada lara lagi di dunia..,
San anak itu kak..,
bagaimana sekarang nasibnya?!
masih sekolah kah?!
jadi ingat temen-temen rumah cahaya.,
Stop bullying..,
trackficking
child abuse!!
Inilah hidup Mas.. penuh dengan perjuangan rasa di setiap episodenya. Setidaknya kita jadi lebih bersyukur ya…