KANGEN

24 03 2012

Sungguh berbeda keadaan ku sekarang ini. Baru 4 hari meninggalkan keluarga untuk tugas ke luar kota sudah membuatku gelisah tak karuan. Rasa kangen yang begitu memuncak seakan terus berhimpitan di dada ini menerobos ingin keluar. Ini memang tugas pertamaku ke luar kota selama satu minggu, sejak aku memutuskan untuk berkeluarga. Biasaya aku hanya dua atau paling lama 3 hari, bahkn tak jarang aku pulang hari. Terlebih sekarang ini ada bidadari kecil yang begitu lucu dan menggemaskan. Suaranya terus mengiang ditelingaku seakan-akan memanggil untuk bersenda gurau dengannya. Biasanya setiap kali aku pulang kantor, bidadari kecilku selalu menyambut ku dengan kata “apaa” dan langsung berpindah kepelukanku hanya untuk sekedar melepas rasa rindu. Tapi kini yang menyambutku hanya suana hotel yang entah kenapa terasa membosankan di pandanganku.

Ya… kini aku tau kenapa dulu temanku begitu kangen terhadap keluarganya. Dan hampir ingin membatalkan pendidikannya selama 5 bulan. Waktu itu aku menganggapnya begitu bodoh, tak bisa berjuang dengan rasa kangennya, tapi kini aku merasakannya sendiri. Senjata makan tuan sepertinya, atau mungkin aku ketulah dengan omonganganku kala itu. Maafkan aku teman, karena kini akupun merasakan apa yang abang rasakan. Tak bisa berpisah jauh dengan keluarga. Padahal kalau dilihat dari jangka wakt, aku belum bisa dibandingkan dengan abang yang harus menahan rindu hingga 5 bulan. Jika kau seperti abang aku tak bisa membayangkan gimana rasanya, baru saja 4 hari disini sudah ingin pulang… ah bodohnya aku ini. Hikk..hik…hikk…

Catatan kecil sudut hotel di Surabaya, 8 maret 2012.





Selamat Teman

2 07 2011

Dua bulan lalu, tepatnya Mei 2011, saat aku menemani bos untuk seminar disalah satu kota yang terkenal dengan sekolah gajahnya. Tanpa sengaja aku membaca nama seorang temen yang sudah lama tak berjumpa disalah satu surat kabar setempat.

Surat kabar itu memuat berita pergantian jabatan disalah satu instansi pemerintah. Alangkah senang dan terkejutnya aku, saat ku baca bahwa engkau menjadi pengganti pejabat itu dan saat ku baca bahwa pangkat yang tertera di pundakmupun telah berubah.
Dalam hati aku berkata “Selamat Teman Atas pangkat dan jabatan kamu sekarang”. Tak sia-sia perjuangan yang kamu lakukan selama ini.

Kini aku tahu kenapa kau emosi, saat engkau sharing dengan ku, mengenai kegalauan mu, apabila tak lulus test beberapa tahun lalu. Dimana saat itu aku mencoba untuk menghiburmu dengan memintamu untuk menganggap test itu sebagai iseng-iseng saja, agar tidak membebani pikiranmu. Aku juga ingat saat kau harus meninggalkan keluargamu lima bulan lamanya. Kau hampir saja tak kuasa menahan rindu yang teramat sangat terhadap keluargamu, terutama putri bungsumu yang saat itu masih berumur 1 tahun dan teramat kau sayangi. Tapi akhirnya kebulatan tekadmu untuk memberikan yang terbaik bagi masa depan 3 anakmu dan istri yang sangat kau cintai itu mampu membuatmu bertahan dan menyelesaikan pendidikanmu dengan baik.

Sekali lagi selamat teman, smoga engkau bisa menjadi pemimpin yang baik dan bijaksana, dan pangkat dipundakmu akan terus menjulang hingga menjadi bintang. Aku bangga bisa mengenalmu.

#Catatan kecil sudut bandar lampung#

    Posted with WordPress for BlackBerry.





Surat Sayang dari Tuhan

24 06 2011

Saat kau bangun pagi hari, AKU memandangmu dan berharap engkau akan berbicara kepada KU, walaupun hanya sepatah kata meminta pendapatKU atau bersyukur kepada KU atas sesuatu hal yang indah yang terjadi dalam hidupmu hari ini atau kemarin ……

Tetapi AKU melihat engkau begitu sibuk mempersiapkan diri untuk pergi bekerja ……. AKU kembali menanti saat engkau sedang bersiap, AKU tahu akan ada sedikit waktu bagimu untuk berhenti dan menyapaKU, tetapi engkau terlalu sibuk ………

Disatu tempat, engkau duduk disebuah kursi selama lima belas menit tanpa melakukan apapun. Kemudian AKU Melihat engkau menggeerakkan kakimu. AKU berfikir engkau akan berbicara kepadaKU tetapi engkau berlari ke telephone dan menghubungi seorang teman untuk mendengarkan kabar terbaru.

AKU melihatmu ketika engkau pergi bekerja dan AKU menanti dengan sabar sepanjang hari. Dengan semua kegiatanmu AKU berfikir engkau terlalu sibuk mengucapkan sesuatu kepadaKU.
Sebelum makan siang AKU melihatmu memandang sekeliling, mungkin engkau merasa malu untuk berbicara kepadaKU, itulah sebabnya mengapa engkau tidak menundukkan kepalamu.
Engkau memandang tiga atau empat meja sekitarmu dan melihat beberapa temanmu berbicara dan menyebut namaKU dengan lembut sebelum menyantap rizki yang AKU berikan, tetapi engkau tidak melakukannya ……. masih ada waktu yang tersisa dan AKU berharap engkau akan berbicara kepadaKU, meskipun saat engkau pulang kerumah kelihatannya seakan-akan banyak hal yang harus kau kerjakan.

Setelah tugasmu selesai, engkau menyalakan TV, engkau menghabiskan banyak waktu setiap hari didepannya, tanpa memikirkan apapun dan hanya menikmati acara yg ditampilkan. Kembali AKU menanti dengan sabar saat engkau menonton TV dan menikmati makananmu tetapi kembali kau tidak berbicara kepadaKU ………

Saat tidur, KU pikir kau merasa terlalu lelah. Setelah mengucapkan selamat malam kepada keluargamu, kau melompat ketempat tidur dan tertidur tanpa sepatahpun namaKU, kau sebut. Engkau menyadari bahwa AKU selalu hadir untukmu.
AKU telah bersabar lebih lama dari yang kau sadari. AKU bahkan ingin mengajarkan bagaimana bersabar terhadap orang lain. AKU sangat menyayangimu, setiap hari AKU menantikan sepatah kata, do’a, pikiran atau syukur dari hatimu.

Keesokan harinya …… engkau bangun kembali dan kembali AKU menanti dengan penuh kasih bahwa hari ini kau akan memberiku sedikit waktu untuk menyapaKU …….Tapi yang?? KU tunggu …….. tak kunjung tiba ……tak juga kau menyapaKU.
Subuh …….. Dzuhur ……. Ashyar ………. Magrib ……… Isya dan Subuh kembali, kau masih mengacuhkan AKU ….. tak ada sepatah kata, tak ada seucap do’a, dan tak ada rasa, tak ada harapan dan keinginan untuk bersujud kepadaKU ……….

Apa salahKU padamu …… wahai UmmatKU????? Rizki yang KU limpahkan, kesehatan yang KU berikan, harta yang KU relakan, makanan yang KU hidangkan, anak-anak yang KUrahmatkan, apakah hal itu tidak membuatmu ingat kepadaKU …………!!!!!!!
Percayalah AKU selalu mengasihimu, dan AKU tetap berharap suatu saat engkau akan menyapa KU, memohon perlindungan KU, bersujud menghadap KU …… Yang selalu menyertaimu setiap saat ……..

Sumber : dari email teman

Posted with WordPress for BlackBerry.





APAKAH AKU BUKAN SEORANG NASIONALIS ?

8 12 2009

Melihat tayangan ulang Kick Andy pada minggu sore lalu, aku jadi teringat pertanyaan dari seorang sahabat yang memutuskan untuk bekerja dan mengamalkan ilmunya di negeri orang. Kurang lebih 2 tahun lalu salah seorang sahabatku bertanya kepadaku “Ndut… apa gw enggak Nasionalis kalau gw mutusin untuk menerima tawaran perusahaan asing dan menetap disana bersama keluarga gw?” saat itu gw hanya tersenyum dan mendukung semua keputusan dirinya. Walaupun banyak teman-temannya yang menganggap dia tidak Nasionalis, karena hanya mementingkan uang semata. Padahal aku tau siapa dia, karekter dia dan bukan itu yang dia kejar, walaupun bagiku itu adalah wajar. Dia mengambil pekerjaan itu bukan karena gaji ataupun penghasilan yang ditawarkan kecil, tapi lebih karena dia merasa tidak dihargai, ilmu dan pendapatan yang dia kemukakan sering kali mental dengan alasan yang tak jelas, karena inilah, itu lah dan lain sebagainya.

Ada satu hal lagi yang menarik, sewaktu aku mendengar cerita salah seorang teman yang berobat ke Singapore guna menyembuhkan penyakit anaknya. Dia mencari dokter yang katanya begitu handal, selidik punya selidik ternyata dokter tersebut seorang warga Negara Indonesia dan lulusan dari Fakultas Kedokteraan UI. Dan pasiennya ternyata juga kebanyakan dari Indonesia. Waktu ditanyak oleh temanku kenapa memilih untuk tinggal dan membuka praktek disini. Dia hanya tersenyum dan bilang Negara ini lebih menghargai hasil karyanya.

Mungkin masalah sahabatku dan cerita dari temanku itu merupakan satu dari sekian banyak kasus yang terjadi di negeri kita ini. Saat menonton cuplikan ulang itu ada yang membuatku begitu tersentak, Seorang Bintang pelajar, lulusan terbaik ITB dan International Best Graduate saat mengambil S2, menjadi seorang pengangguran saat kembali ke Tanah Airnya, Satu lagi yang membuat aku kagum seorang putra bangsa kita menjadi orang asia pertama yang memimpin perusahaan besar kelas dunia, padahal ide-idenya tidak diterima dinegerinya sendiri. Jadi, apakah mereka salah jika mereka memilih Negara lain yang menghargai hasil karya mereka. Apakah dengan begitu mereka dicap sebagai orang yang tidak nasionalis. Kalau memang seperti itu kriterianya sungguh picik sekali pikiran itu. Aku yakin sekali dihati mereka rasa Nasionalisme mereka begitu besar, dan aku yakin merekapun tidak berminat untuk pindah warga Negara, walaupun jika mereka mau mereka dengan mudah mendapatkannya.





EGO KAH AKU ?

22 11 2009

Sekilas judul diatas seperti judul group band  yang sedang digandrungi saat ini. Tapi sebenarnya sih tidak kaitanya sama-sekali. Pertanyaan diatas merupakan refleksidari diriku saja.Entah kenapa beberapa waktu belakangan ini pertanyaan itu memenuhi otakku, memintaku untuk menjawabnya.

Berawal dari salah seorang sahabatku yang memprotes tentang diriku. Memprotes tentang kebiasaan ku berpakaian dan berpenampilan. Aku yang selama ini senang mengenakan kaos oblong, celana jins butut, dan sendal jepit alakadarnya, telah mengusik ketengan sahabatku. Selama bersahabat dengannya belum pernah aku menyaksikan kemarahannya seperti beberapa waktu lalu. Memang kalau dipikir aku memang keterlaluan, menghadiri pesta ulang tahun perkawinan dirinya dengan memakai pakaian yang kurang pantas.

Memang aku tidak menyangka kalau dia akan merayakan ultah perkawinannya dengan se semarak itu. Aku pikir perayaan itu akan diadakan seperti tahun-tahun sebelumnya, berkumpul dan makan-makan biasa. Makanya aku mengenakan pakaian tak formal bahkan terkesan santai, seperti halnya tahun-tahun lalu. Tapi ternyata dugaan ku salah, pesta ultah perkawinannya kali itu bener-bener semarak dan formal. Aku yang biasanya tak pernah ambil pusing dengan cara berpakaianku, mendadak minder, salah tingkah dan  merasa tak nyaman.

Terlebih saat sahabatku tau,dan ia marah besar kepadaku. “NDUTTTTTTTTTTTT…. GILA LOE YA…, APA ENGGAK BISA LOE HARGAI GUE SEDIKIT…… JANGAN EGOIS DONK…” dan dia pun langsung pergi meniggalkan aku. Padahal selama ini dia belum pernah merasa terganggu dengan penampilamku, dimanapun kami berada. Mungkin aku memang sudah keterlaluan, mungkin kata-kata dirinya benar, bahwa aku ini tidak menghargainya dan egois. Aku pikir selama ini aku selalu banyak mengalah, dan berusaha untuk tidak egois. Aku tidak pernah menuntut kepada para sahabatku untuk hal apapun, bahkan saat mereka membutuhkanku saat tengah malam, aku tak pernah memprotes.

Tapi ternyata aku salah, setelah kejadian itu aku mulai berpikir, apakah cara berpakaianku dan penampilanku yang senang sekali menggunakan sendal jepit, kaos oblong dan celana jeans butut itu, juga menggagu orang-orang sekitar, bahkan para sahabatku. Ya….  karena selama ini aku hanya mementingkan kenyamananku sendiri tanpa memperhatikan lingkungan sekitar. Seharusnya aku tahu kapan aku mengenakannya dan kapan aku tidak mengenakannya. Apakah ini termasuk Egois ?

Sahabat… maafkan aku, tak seharusnya aku menghargai pesta ulangtahun perkawinanmu….